A. Foto sebagai Sumber Cerita
Bacalah dengan nyaring. Jika belum lancar, ejalah dengan
jelas.
Ini hari Minggu.
Ian, Ana, dan Ujang berkumpul.
Mereka belajar bersama.
Mereka mendapat tugas.
Tugas membuat cerita.
Cerita tentang keluarganya.
Mereka membawa foto keluarganya.
Foto adalah sumber cerita.
Foto ada banyak.
Ada foto diri.
Ada foto peristiwa.
Foto mengandung peristiwa.
Ada peristiwa menyenangkan.
Ada peristiwa menyedihkan.
Foto menjadi kenangan.
Kenangan peristiwa masa lalu.
Misalnya masa kecil.
Mereka saling berdiskusi.
“Bagaimana ceritamu, Ujang?” tanya
Ian.
“Ceritaku lucu sekali. Cerita tentang masa kecilku,” jawab
Ujang.
“Kalau kamu, Ana?” tanya Ujang.
“Ceritaku juga lucu. Cerita
masa TK-ku,” jawab Ana.
“Jangan lupa, teman-teman.
Ceritaku juga menarik. Ceritaku saat belajar berjalan,”
jawab Ian.
Ian, Ana, dan Ujang senang.
Pekerjaannya telah selesai.
Mereka mengakhiri belajar.
Mereka pulang sendiri-sendiri.
Ini hari Senin.
Ian, Ana, dan Ujang bersekolah.
Mereka tampak riang.
Tugasnya sudah diselesaikan.
Bu Tari masuk kelas.
“Selamat pagi, anak-anak.” Bagaimana
tugasnya? Apakah sudah selesai?” tanya Bu Tari.
Sudah, Bu...,” jawab anak-anak.
“Bagus, anak-anak.
Ibu bangga sekali. Kalian memang rajin,” puji Bu Tari.
Anak-anak mengumpulkan tugasnya.
Menyerahkannya pada Bu Tari.
Bu Tari tersenyum.
Beliau sangat bangga.
Siswanya pandai membuat cerita.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○
Aku Mampu Mengerjakan!!!
Foto adalah sumber cerita.
Sumber cerita untuk membuat cerita. Dapatkah kamu menemukan
sumber cerita lain.
Tanyakan kepada guru atau orang tuamu.
B. Dokumen Sumber Ceritaku
Bacalah dengan nyaring. Jika belum lancar, ejalah dengan
jelas.
Ian duduk di teras.
Ian bersama orang tuanya.
Mereka duduk santai.
Mereka melihat-lihat album keluarga.
Ian melihat fotonya.
Foto masa kecilnya.
Ian masih bayi.
Memakai topi merah.
Wah, tampan sekali Ian.
“Bagaimana masa kecilku, Bu?” tanya Ian.
“Waktu kecil, kamu cengeng. Suka menangis. Jika menangis,
ibu kasih kempong. Kamu baru diam,” jawab ibunya Ian.
Ian malu mendengarnya.
Ibu Ian masuk rumah.
Beliau mengambil dokumen. Ibu Ian bercerita lagi.
“Hei, rapor siapa ini?” tanya ibunya Ian. “Rapor Ian, Bu,”
jawab Ian.
“Benar Ian.
Ini rapor TK-mu.
Ada juga fotonya.
Kamu lucu sekali.
Pipimu menggemaskan,” cerita ibu Ian.
Prangg ... “Suara apa itu?” tanya Ian. Ian kaget sekali.
“Seperti benda jatuh,” kata ibu Ian.
Mereka segera melihatnya.
Ternyata piala Ian jatuh.
Jatuh tersenggol kucing.
Tapi, Ian senang.
Pialanya tidak rusak.
“Ian ini pialamu. Piala perlombaan menggambar. Lomba menggambar tingkat kecamatan. Kamu juara satu,” kata
ibu Ian.
“Iya, Bu. Ian masih ingat. Peserta lombanya banyak. Gambar mereka bagus-bagus. Ada gambar pemandangan. Ada gambar binatang. Ada gambar pohon. Waktu itu, saya menggambar pantai. Semua selesai menggambar. Semua menunggu pengumuman. Hasil lomba diumumkan.
Ternyata saya juara satu. Saya senang
sekali. pemandangan pantai. Teman-teman memberi ucapan selamat. Bu guru memberi ucapan
selamat,” cerita Ian.
Mereka kembali ke teras. Mereka melihat Ana.
“Ian, itu Ana. Mau kemana, ya?” kata ibu Ian.
“Ana .... Mau kemana? Ayo, mampir dulu,” kata Ian.
Ana bersedia mampir.
“Mau kemana, Ana?” tanya ibu Ian.
“Mau ke tempat fotocopy. Saya disuruh ayah. Memfotocopy akta kelahiran,” jawab Ana.
“Bagus, Ana. Berarti kamu anak patuh,” puji ibu Ian.
“Terima kasih, Bu,” kata Ana.
“Bolehkah ibu melihat aktanya?” tanya ibu Ian.
“Boleh, Bu.
Silahkan,” jawab Ana.
“Akta kelahiran termasuk dokumen. Bisa menjadi sumber cerita. Cerita tentang kelahiran. Coba sekarang Ibu bacakan. Ana lahir di Maluku. Lahir pada 25 Desember 2000. Bertepatan dengan hari Natal. Ayahnya bernama Yohanes. Ibunya bernama Fransiska. Ana anak pertama,” cerita ibu Ian.
“Iya benar, Bu,” kata Ana.
Ana pamit pergi.
Pergi ke tempat fotocopy.
Ian masuk rumah.
Ibu Ian masuk rumah.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Amatilah kartu keluargamu.
Ceritakan tentang anggota keluargamu.
Mintalah bantuan pada keluarga terdekatmu.
Kemudian ceritakan ulang di kelas.
C. Cerita Peristiwa Berkesan
1. Melihat
video
Bacalah dengan nyaring. Jika belum lancar, ejalah dengan
jelas.
Berikut cerita Ian.
Oh, lihat teman-teman ....
Keluarga Ian sedang berkumpul. Mereka di ruang tengah.
Sedang apa ya mereka? Oh, mereka melihat rekaman video.
Video acara ulang tahun. Ulang
tahun Ian ke-5.
Wah, Ian tampan sekali.
Ian memakai pakaian dengan rapi.
Ian memakai kaos dan celana panjang.
Ayah, ibu di sampingnya.
Kakek, nenek juga ada.
Mereka mendampingi Ian.
Semua temannya datang.
Mereka memberi ucapan selamat.
2. Melihat foto wisata
Bacalah dengan nyaring. Jika belum
lancar, ejalah dengan jelas.
Berikut cerita Ujang.
Eh, itu Ujang.
Sedang melihat apa ya?
Oh, ia melihat foto.
Melihat foto keluarganya. Foto saat di Bali.
Mereka berwisata sekeluarga.
Mereka ke Pantai Kuta, juga ke Pantai Sanur.
Ujang berenang sepuasnya.
Hari sudah sore.
Ombak pantai membesar. Ini membahayakan sekali.
Ujang kembali ke hotel.
Mereka bermalam di hotel.
Hari sudah pagi. Mereka melanjutkan perjalanannya.
Mereka ke Tanah Lot.
Mereka ke Pura Besakih.
Mereka ke Danau Kintamani.
Juga ke Bedugul.
Terakhir ke
Desa Trunyan.
Ujang senang sekali.
Semua peristiwa itu diingat-ingatnya.
Semuanya tersimpan di foto.
Ujang ingin berbagi cerita.
Cerita pengalaman wisatanya.
3. Cerita
nenek
Bacalah dengan nyaring. Jika belum lancar, ejalah dengan
jelas.
Berikut cerita Ana.
Ini hari Minggu.
Ana ke desa.
Ke rumah neneknya.
Ana tiba di desa.
Ia disambut neneknya.
Ana senang sekali.
Ana bermain di sungai.
Ana puas di sungai.
Ana pulang. Ana berbincang-bincang dengan nenek.
Mereka duduk di teras.
Neneknya banyak bercerita.
Cerita tentang ibu Ana.
“Ana .... Kamu seperti ibumu. Suka bermain di sungai. Ibumu suka bermain lumpur. Semua pakaiannya kotor. Terkena lumpur sawah. Dulu ibumu
sering nenek marahi. Nenek suruh mencuci pakaiannya. Tapi, nenek sayang padanya.
Dulu ibumu pemberani.
Ikut menggembala kerbau. Ikut kakek memancing,” cerita
nenek.
“Wah,
ibu hebat,” kata
Ana.
“Ada lagi, Ana. Waktu main di jalan, Ibumu pernah tertabrak sepeda,” kata nenek.
“Oh begitu, Nek. Makanya, ibu melarangku main di jalan. Agar
tidak tertabrak sepeda,” kata Ana.
“Ibumu benar Ana.
Kamu harus berhati-hati. Selalu waspada saat bermain,”
nasihat nenek.
Mereka masuk rumah.
Mereka makan bersama.
Ana selesai makan.
Ana pamit pulang.
Ana mencium tangan nenek.
Ana senang sekali.
Neneknya banyak bercerita.
Nenek menjadi sumber ceritaku.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Ambillah dokumen dirimu.
Bisa foto.
Bisa akta kelahiran. Bisa juga video.
Amatilah dokumenmu tersebut.
Ingat-ingatlah peristiwa yang terjadi.
Kemudian buatlah cerita.
Tulislah di buku tugasmu.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Apa kegunaan dokumen itu?
Dapatkah kamu menjelaskannya?
Kegunaan dokumen antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui
sejarah keluargamu.
2. Mengetahui
peristiwa yangpernah terjadi.
3. Sebagai
kenang-kenangan.
4. Sebagai
bahan hiasan.
5. Dapat
mempererat persahabatan.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Namaku Kak Seto.
Aku pandai bercerita.
Cerita tentang dunia anak.
Dongeng cerita anak.
Dongeng tentang binatang.
Dongeng tentang tumbuhan Dongeng tentang pahlawan.
Aku punya benda berharga.
Dia berbentuk boneka. Namanya “Si Komo”.
Dia temanku bercerita.
Aku bercerita di televisi.
Bercerita dengan “Si Komo”. Kenalkah kamu dengan “Si Komo”?
Acara “Si Komo” sudah tidak ada.
Sekarang diganti film kartun.
Ada Doraemon.
Ada Dora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar